Senin, 13 Oktober 2014

Lyric Maher zain - Awaken


We were given so many prizes
We changed the desert into oasis
We built buildings of different lengths and sizes
And we felt so very satisfied
We bought and bought
We couldn't stop buying
We gave charity to the poor cuz
We couldn't stand their crying
We thought we paid our dues
But in fact to ourselves we're just lying

Ooh I'm walking with my head lowered in shame from my place
I'm walking with my head lowered from my race
Yes it's easy to blame everything on the west
When in fact all focus should be on ourselves
I'm walking with my head lowered in shame from my place
I'm walking with my head lowered from my race
Yes it's easy to blame everything on the west
When in fact all focus should be on ourselves

We were told what to buy and we bought
We went to London, Paris and Costa Del Sol
We made sure we were seen in the most exclusive shops
Yes we felt so very satisfied!

We felt our money gave us infinite power
We forgot to teach our children about history and honor
We didn't have any time to lose
When we were (were)
So busy feeling so satisfied

I'm walking with my head lowered in shame from my place
I'm walking with my head lowered from my race
Yes it's easy to blame everything on the west
When in fact all focus should be on ourselves
I'm walking with my head lowered in shame from my place
I'm walking with my head lowered from my race
Yes it's easy to blame everything on the west
When in fact all focus should be on ourselves

We became the visuals without a soul
Despite the heat
Our homes felt so empty and cold
To fill the emptiness
We bought and bought
Maybe all the fancy cars
And bling will make us feel satisfied

My dear brother and sister
It's time to change inside
Open your eyes
Don't throw away what's right aside
Before the day comes
When there's nowhere to run and hide
Now ask yourself cuz Allah's watching you

Is He satisfied?
Is Allah satisfied? [x3]

Ooh I'm walking with my head lowered in shame from my place
I'm walking with my head lowered from my race
Yes it's easy to blame everything on the west
When in fact all focus should be on ourselves
I'm walking with my head lowered in shame from my place
I'm walking with my head lowered from my race
Yes it's easy to blame everything on the west
When in fact all focus should be on ourselves (ourselves)

Sabtu, 29 Maret 2014

Gravimetri



Gravimetri
Penentuan Kalsium dari Batu Kapur



Triwahyuni S. Umamah (441412080)
Department of Chemistry Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Gorontalo State University
    Report Received: 11 November 2013







1. Tujuan Praktikum
   Mahasiswa dapat menentukan kadar kalsium dalam batu kapur melalui metode gravimetri.
2. Dasar Teori
          Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan senyawa gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dapat dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur-unsur atau senyawa yang dikandung. Pada prakteknya metode pengendapan dan metode penguapan adalah yang terpenting. Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor pengoreksi dapat digunakan.[1]
Kandungan unsur atom ion dalam suatu cuplikan dapat dianalisis dengan cara gravimetri dengan merubah unsur atau ion tersebut ke dalam suatu bentuk senyawa yang mudah larut dengan penamba-han suatu pereaksi pengendapan. Beberapa kation dan anion dalam analisis atau dapat dianalisis de- ngan cara ini. Tetapi tiap kation maupun anion mempunyai cara-cara khusus yang terkandung pada sifat endapan yang diperoleh. Untuk analisis gravimetri reaksinya harus stoikiometri dan mudah dipisahkan dari pelarutnya. Rumus kimianya diketahui dengan pasti dan cukup stabil dalam penyimpanan.[2]
Cara gravimetri pada dasarnya dapat dilakukan dengan cara-cara yaitu yang pertama, gravimetri cara penguapan, misalnya untuk menentukan kadar air, (air kristal atau air yang ada dalam suatu spesies). Kedua yaitu gravimetri elektrolisa, zat yang dianalisa di tempatkan di dalam sel elektrolisa. Setelah dilakukan elektrolisa, maka logam yang mengendap pada katoda selanjutnya dapat ditimbang. Ketiga yaitu gravimetri metode pengendapan menggunakan pereaksi yang akan menghasilkan endapan dengan zat yang dianalisa sehingga mudah untuk di pisahkan dengan cara penyaringan. Misalmya Ag+ diendapkan sebagai AgCl. Ion besi (Fe3+) diendapkan sebagai Fe(OH)3 yang setelah dipisahkan, dipijarkan dan ditimbang sebagai Fe2O3.[3]
Analisis gravimetri dapat berlangsung baik, jika persyaratan berikut dapat terpenuhi yaitu, komponen yang ditentukan harus dapat mengendap secara sempurna (sisa analit yang tertinggal dalam larutan harus cukup kecil, sehingga dapat diabaikan), endapan yang dihasilkan stabil dan sukar larut. Selanjutnya, endapan yang terbentuk harus dapat dipisahkan dengan mudah dari larutan (dengan penyaringan). Kemudian, endapan yang ditimbang harus mempunyai susunan stoikiometrik tertentu (dapat diubah menjadi sistem senyawa tertentu) dan harus bersifat murni atau dapat dimurnikan lebih lanjut.[4]
Alat utama dalam gravimetri adalah timbangan dengan tingkat ketelitian yang baik. Umumnya reaksi kimia tidak dalam ukuran besar seperti kilogram, namun dalam satuan yang lebih kecil seperti gram dan miligram. Timbangan yang dipergunakan memiliki ketelitian yang tinggi atau kepekaan yang tinggi dan disebut dengan neraca analitik atau analytical balance. Dalam melakukan analisis dengan teknik gravimetrik, kemudahan atau kesukaran dari suatu zat untuk membentuk endapan dapat diketahui dengan melihat kelarutannya atau melihat harga dari hasil kali kelarutan yaitu Ksp. Jika harga Ksp suatu zat kecil maka kita dapat mengetahui bahwa zat tersebut sangat mudah membentuk endapan. Ingat definisi kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut adalah jumlah zat tersebut sebanyak-banyaknya yang dapat larut dalam pelarut pada suhu tertentu sehingga larutan tepat jenuh.[5]
Paling sering sampel diendapkan dalam bentuk larutan oleh reagen, dan setelah melalui pemisahan dan pengeringan kemudian ditimbang. Ada beberapa yang dapat menguap. Endapan harus dilarutkan dengan air (atau pelarut lainnya) untuk meminimalisir kehilangan dalam jumlah yang banyak, mudah untuk disaring dan dicuci, dan konstan setelah pengeringan dan pemijaran. Dalam hal ini terdapat parameter yang dapat digunakan yaitu hasil kali kelarutan dari campuran yang dihasilkan dari analit. Misalnya untuk endapan SO42 dengan Ba2+, hasil kali kelarutan (Ksp) untuk BaSO4 adalah  Ksp = [Ba2+] [SO42= 1.3 × 1010 untuk larutan yang jenuh.[6]
2.1 Stoikiometri
          Dalam prosedur gravimetri yang biasa suatu endapan ditimbang dan dari hasil ini berat analit dalam contoh dihitung. Presentase analit A adalah:
Untuk menghitung berat analit dari berat endapan sering diperlukan suatu faktor gravimetri. Faktor ini didefinisikan sebagai jumlah gram analit dalam g (atau ekivalen dari 1 g) dari endapan. Perkalian berat endapan P dengan faktor gravimetri memberikan jumlah gram analit dalam contoh: Berat A = berat P x faktor gravimetri, maka:
Faktor gravimetri memang timbul jika cara mol digunakan untuk memecahkan soal stoikiomeri.[7]
Contoh Soal :
0,4531 gram sampel garam klorida dilarutkan dalam air, kemudian ditambahkan larutan perak nitrat (AgNO3) berlebih untuk mengendapakan seluruh kloridanya sebagai endapan perak klorida. Setelah disaring dan dicuci, perak klorida yang dihasilkan adalah 0,6650 gram. Tentukkan presentase klorida (Cl-) dalam sampel.
Penyelesaian :
Reaksi pengendapan : Ag+  +  Cl-  AgCl (s)
Faktor gravimetri         =       Ar (Cl-)  :  Mr (AgCl)
                                 =       35,45 : 143,32
                                 =       0,25
                                                           = 36,69 %
          Jadi, presentase klorida dalam sampel adalah 36,69 %
Faktor gravimetri ditentukan oleh dua faktor, yaitu berat molekul (atau berat atom) dari analit dan berat molekul dari endapan, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Beberapa Rumusan Faktor Gravimetri
Analit yang ditetapkan
Bentuk endapan
Nilai faktor gravimetri
Cl
AgCl
Ar-Cl : Mr-AgCl
S
BaSO4
Ar-S : Mr-BaSO4
SO3
BaSO4
Mr-SO3 : Mr-BaSO4
Fe
Fe2O3
Ar-Fe : Mr- Fe2O3
Fe3O4
Fe2O3
Mr-Fe3O4 : Mr- Fe2O3
MgO
Mg2P2O7
Mr-MgO : Mr- Mg2P2O7
P2O5
Mg2P2O7
Mr- P2O7 : Mr- Mg2P2O7
Cr2O3
PbCrO4
Mr-Cr2O3 : Mr- PbCrO4
K
K2PtCl6
Ar-K : Mr-K2PtCl6
Memahami perhitungan stoikiometri reaksi antara analit, pengendapan dan hasil endapannya merupakan bagian penting dalam mengaplikasikan metode gravimetri.[8]
2.2 Kesalahan dalam gravimetri
Kesalahan dalam gravimetri dibagi menjadi dua yaitu endapan yang tidak sempurna dari ion yang diinginkan dalam cuplikan, gagal memperoleh endapan murni dengan komposisi tertentu untuk penim-bangan. Kesalahan ini disebabkan oleh peptisasi (proses dimana koloid yang menggumpal atau meng-koagulasi larut kembali menjadi partikel-partikel dalam keadaan terdispersi), kopresipitasi (proses di- mana biasanya komponen-komponen dari larutan terbawa oleh endapan atau ikut mengendap ) dari ion-ion pengotor, postpresipitasi (pengotor akan menempel pada permukaan endapan dan harus cepat dipisahkan dengan cara dekantasi) zat yang agak larut, kurang sempurna pencucian, kurang sempurna pemijaran, pemijaran berlebih sehingga sebagian endapan mengurai, reduksi dari karbon pada kertas saring, tidak sempurna pembakaran, penyerapan air atau karbondioksida oleh endapan.[9]
2.3 Proses Pengendapan Dalam Analisis Gravimetri
Partikel hasil proses pengendapan ditentukan oleh proses nukleasi dan pembentukan nukleus. Dalam analisa gravimetri harus selalu diupayakan agar didapat endapan yang murni dan partikel-partikelnya cukup besar sehingga mudah disaring dan dicuci. Pembentukan partikel endapan terjadi dalam larutan yang lewat jenuh. Langkah pertama terjadi partikel-partikel nukleus. Kation dan anion dalam larutan bertambah dengan nukleus-nukleus itu dan melekat pada permukaannya dengan ikatan kimia. Itulah yang menyebabkan tumbuhnya suatu kisi kristal berdimensi tiga.
Jadi, dalam prakteknya harus diusahakan menambahkan sedikit pereaksi agar terjadi nukleasi atau inti-inti hablur yang jumlahnya tidak terlalu besar dan inti-inti hablur itu yang selanjutnya menjadi partikel-partikel endapan yang mudah disaring.
2.3.1 Kemurnian endapan
Endapan yang telah terjadi akan mengandung zat-zat pengotor dan itu bergantung pada sifat endapan dan pada kondisi-kondisi di mana endapan itu terjadi. Yang menyebabkan terjadinya kontaminasi dapat karena proses kopresipitasi atau postpresipitasi. Kopresipitasi dapat terjadi karena adsorpsi pada permukaan kristal yang berada dalam larutan, dan jika luas permukaannya besar  maka jumlah zat yang teradsorpsi bertambah banyak. Kopresipitasi juga dapat terjadi secara oklusi yaitu zat-zat asing masuk kedalam kristal pada proses pertumbuhan kristal. Bila proses pertumbuhan  kristal lambat, maka zat pengotor akan larut lagi dan kristal yang terjadi lebih besar dan murni. Kopresipitasi tidak dapat dihilangkan dengan pencucian dan untuk mengatasinya dengan endapan itu dilarutkan kembali dan kemudian diendapkan kembali dan karena ion yang berkontaminasi sekarang konsentrasinya lebih rendah, sehingga endapan lebih murni. Postpresipitasi yaitu terjadinya endapan kedua pada permukaan endapan pertama. Hal ini terjadi dengan campuran garam yang sukar larut.
Untuk mendapatkan endapan yang besar dan murni, biasanya endapan didegrasi (didegest) atau dimatangkan yaitu dengan endapan dibiarkan kontak dengan larutan induknya selama beberapa jam pada temperatur 60 – 70 oC.
2.3.2     Menyaring dan mencuci endapan.
Endapan yang disaring terkotori oleh zat-zat yang mudah larut dan harus dihilangkan dengan cara pencucian endapan. Yang menjadi dasar pada pencucian adalah dapat melarutkan zat pengotor dengan baik tetapi tidak melarutkan endapan, dapat mencegah terjadinya peptisasi pada waktu pencucian, dapat menyebabkan pertukaran ion-ion yang teradsorpsi diganti oleh ion lain yang pada pemanasan dapat menguap, endapan yang terjadi dapat disaring dengan kertas saring bebas abu, cawan penyaring dengan abses atau penyaring gelas.
2.3.3 Penyaring dan Pemanasan Endapan.
Endapan yang terjadi disaring, dicuci, dikeringkan, diabukan dan dipijarkan sampai beratnya konstan. Pengeringan endapan untuk menghilangkan air dan zat yang mudah menguap. Pemijaran untuk merubah endapan itu ke dalam suatu senyawa kimia yang rumusnya diketahui dengan pasti.[10]
Pada proses mencuci endapan ada proses dimana untuk mengetahui apakah endapan yang dicuci masih mengandung pengotor atau tidak. Misalnya dalam praktikum ini, ada kemungkinan filtrat dari hasil pencucian endapan masih mengandung klor (Cl-) atau sulfat (SO42-). Untuk mengujinya dilakukan analisis kualitatif anion. Apabila ketika diuji sampel tidak terjadi perubahan baik warna dan bau, serta tidak terbentuk endapan maka sampel tersebut telah bersih dari ion pengotor tersebut.
Metode gravimetri saat ini sudah semakin luas aplikasinya, misalnya pada penentuan fraksi-fraksi dari minyak bumi, penentuan kadar air dari berbagai produk seperti hasil pertanian, minyak bumi, minyak goreng, dan gas alam, elektrogravimetri, dan thermal gravimetri.[11]

3. Alat dan Bahan
3.1 Alat
Tabel 2. Alat beserta fungsinya
No.
Nama alat
Gambar
Fungsi Alat
1
Pipet Tetes
Untuk mengambil dan meneteskan reagen dalam skala kecil.
2
Tabung reaksi
Sebagai wadah untuk menguji filtrat secara analisis kualitatif.
3
Cawan petri
Sebagai wadah untuk kertas saring dan endapan.
4
Gelas kimia
Sebagai tempat untuk melarutkan zat yang tidak butuh ketelitian tinggi.
5
Botol Reagen
Sebagai wadah/tempat untuk reagen yang akan digunakan.
6
Erlenmeyer
Untuk menyimpan dan memanaskan larutan dan menampung filtrat hasil penyaringan.
7
Batang pengaduk
Untuk mengaduk larutan dan mempercepat larutnya suatu bahan.
8
Kertas saring
Untuk menyaring larutan.
9
Corong biasa
Untuk menyaring cairan kimia.
10
Oven
Untuk mengeringkan residu yang telah dicuci.
11
Neraca analitik
Untuk menimbang dan mengukur berat suatu bahan.
12
Eksikator
Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus bebas air dan mengeringkan zat-zat dalam laboratorium
13
Penangas
Untuk memanaskan larutan.




3.2 Bahan
Tabel 3. Bahan beserta sifat fisik dan sifat kimianya
No.
Nama Bahan
Sifat fisik
Sifat Kimia
1
HCl
-       Massa atom : 36,45
-       Massa jenis : 3,21 gr/cm3.
-       Titik leleh : -101C
-       Energi ionisasi : 1250 kj/mol
-       Pada suhu kamar, HCl berwujud gas yang tak berwarna
-       Berbau tajam
-       HCl akan berasap tebal di udara lembab.
-       Gasnya berwarna kuning kehijauan dan berbau merangsang.
-       Dapat larut dalam alkali hidroksida, kloroform, dan eter.
-       Merupakan oksidator kuat.
2
(NH4)2C2O4
-       Warna putih
-       Massa molar 124.1 g mol−1
-       Larut dalam air
-       Rumus kimia C2H8N2O4
3
HNO3
-       Zat cair tak berwarna
-       Asam kuat
-       Oksidator
4
AgNO3
-       Tidak berwarna
-       Tidak berbau
-       Tidak berasa
-       Tidak aromatis
-       Padatan kristal
-        Larut dalam air 4 %
-        Merupakan garam dan oksidator kuat
-        Dapat diisolasi
5
Batu kapur
-       Padatan/serbuk putih
-       Keasaman (pKa) 9,0
-    Larut dalam asam
6
BaCl2
-       Kristal tak berwarna
-       Larut dalam air



4. Prosedur Kerja
Batu kapur (CaCO3)
-Ditimbang sebanyak ±0,2 gram
- Dilarutkan dengan HCl encer
- Dipanaskan di atas penangas air hingga suhu 70oC-80oC
Larutan
- Ditambahkan (NH4)2C2O4 hingga terbentuk endapan
- Dipanaskan di atas penangas air ±1 jam
- Disaring dengen kertas saring yang telah diketahui bobotnya
Residu

- Dicuci hingga bebas klor dan sulfat
- Dipanaskan dalam oven pada suhu 100oC-110oC selama 1 jam
- Didinginkan dalam eksikator
- Ditimbang sampai berat konstan
↓ Putih Ca2+ 
0,087 gram
5. Hasil Pengamatan dan Perhitungan
5.1 Hasil Pengamatan
Tabel 4. Hasil Pengamatan
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1


2
3

4

5
6
7


8

9

10

12
Menghaluskan dan menimbang sebanyak ±0,2 gr, dan menimbang kertas saring kosong (tissue) pada neraca analitik.
Menambahkan HCl sampai larut pada gelas kimia.
Memanaskan  larutan pada penangas air hingga pada suhu 70-80° C.
Menambahkan amonium oksalat (NH4)2C2O4 pada gelas kimia.
Memanaskan kembali pada penangas air ± 1 jam.
Menyaring dengan menggunakan kertas saring dan corong.
Mencuci endapan dengan aquades sampai terbebas dari klor dan sulfat menggunakan reagen AgNO3 dan HNO3 untuk uji klor(Cl-) dan BaCl2 untuk uji sulfat (SO42-).
Memanaskan endapan bersama kertas saring  yang sudah dicuci ke dalam oven pada suhu 100-110° C ± 1 jam.
Mendinginkan endapan dan kertas saring didalam eksikator selama ±15 menit.
Menimbang endapan dan kertas saring yang sudah didinginkan dengan menggunakan neraca analitik.
Mengulangi poin terakhir di atas hingga diperoleh bobot tetap.
Bobot kertas saring : 1,879 gram


Larutan homogen
Masih dalam bentuk larutan

Terbentuk endapan putih


Dihasilkan filtrat dan residu
Endapan bebas klor dan sulfat setelah pencucian ke-6

Endapan kering





Bobot kertas saring dan endapan
- Bobot awal    :1,9721 gram
- Bobot kedua  :1, 9668 gram
- Bobot konstan :1,9660 gram
5.2 Perhitungan
      -  Berat contoh                                             =   0,2 gr 
      -  Berat kertas saring + endapan                   =   1,9660 gr 
-    Berat kertas saring kosong                        =   1,879 gr 
-    Berat endapan                                          =   0,087   gr

Ar Ca
Faktor gravimetri                  =    
                                                       Mr CaCO3                
                       
                                                      40 gram/mol
                                                =                                           
    100 gram/mol

                                               =        0,4

                                                   Berat endapan x Fg
            % Ca dalam CaCO3       =                                        X 100%
                                                              Berat sampel
           
                                                  0,087 gram x 0,4
                                               =                                    X 100%
                                                                0,2 gram

                                               =   17,4 %
6. Pembahasan
Pada percobaan ini, langkah pertama yang dilakukan adalah menimbang sampel kapur yang telah dihaluskan sebanyak ± 0,2 gr. Selanjutnya, sampel kapur yang telah ditimbang tersebut dilarutkan dengan larutan HCl encer. Hal ini dikarenakan logam larut dalam pelarut asam. Kemudian dilakukan pengadukan agar sampel cepat larut. Persamaan reaksinya adalah : CaCO3(s) + HCl (aq) → Ca2+ (HCl) + CO32- (HCl)


                                                                                           
Gambar 1. Proses pengadukan sampel                                             Gambar 2. Proses penambahan 
                                                                                                                    HCldan HCl encer
Gambar 3. Sampel kapur larut sempurna
Setelah itu larutan dipanaskan di atas penangas air hingga suhu 70-80 oC. 
Gambar 4. Pemanasan larutan setelah penambahan HCl encer
Larutan yang telah dipanaskan selanjutnya diendapkan dengan ammonium oksalat ((NH4)2C2O4) hingga sempurna. Penambahan ammonium oksalat ini karena ammonium oksalat digunakan sebagai bahan pengendap kalsium langsung yang memberikan ion C2O42- karena mengion. Cara ini disebut dengan homogenus presipitasi, yaitu cara pembentukan endapan dengan menambahkan bahan pengendap tidak dalam bentuk jadi, melainkan sebagai suatu senyawa yang dapat menghasilkan pengendapan tersebut. Penambahan ammonium oksalat merupakan penambahan ion sejenis pada larutan, sehingga ia akan memperbesar peluang terbentuknya endapan kalsium oksalat.  Reaksi pengendapan yang terjadi adalah : Ca2+ + (NH4)2C2O4 → CaC2O4↓ + NH4+
Gambar 5. Penambahan (NH4)2C2O4 sampai terbentuk endapan
Kemudian sampel yang telah mengandung endapan tersebut dipanaskan kembali di atas penangas air selama ± 1 jam. Hal ini dilakukan agar terbentuk endapan secara sempurna.
Gambar 6. Terbentuk endapan sempurna setelah pemanasan
Setelah itu larutan di saring dengan kertas saring yang telah ditimbang berat kosongnya sebesar  1,879 gr. 
Gambar 7. Proses penyaringan endapan
Endapan pada kertas saring dicuci sebanyak tujuh kali sampai bebas klor dan sulfat. Uji klor dilakukan pada filrat hasil pencucian pertama sampai ketujuh. Hal ini dilakukan dengan cara menambahkan reagen AgNO3 dan setetes HNO3. Dari hasil pengujian klor terbentuk endapan putih yang menandakan adanya kandungan klor dalam filtrat sampai pencucian keenam. Uji sulfat dilakukan pada filtrat hasil pencucian keenam. Dari pengujian, filtrat tidak menghasilkan endapan sehingga dapat dikatakan bahwa endapan tidak lagi mengandung sulfat.
                                                                                                   
Gambar 8. Uji klor pada filtrat                                  Gambar 9. Uji klor pada filtrat
pencucian pertama                                                      pencucian ketujuh
Gambar 10. Endapan setelah pencucian ketujuh
Setelah endapan benar-benar bersih dari pengotor, maka dilakukan pengeringan di dalam oven selama ± 1 jam pada suhu 100-110oC. Tujuan dari pengeringan ini adalah untuk menghilangkan air dan zat-zat lain yang mudah menguap. Dengan persamaan reaksi sebagai berikut: CaCO2O4 ↓ putih → CaO ↓ putih + CO2(g)  +  CO(g)
Setelah proses pengeringan, dilakukan lagi proses pemijaran di dalam eksikator selama 15 menit agar didapatkan suatu senyawa yang dapat diketahui rumusnya secara pasti.
Gambar 11. Proses pemijaran dalam eksikator
Selanjutnya, sampel yang telah dipijarkan tersebut ditimbang. Pada penimbangan pertama didapatkan bobot kertas saring dan endapan sebesar 1,9721 gram. Setelah penimbangan, sampel dimasukkan lagi dalam eksikator selama 15 menit kemudian ditimbang lagi. Ini dilakukan untuk mendapatkan bobot yang konstan. Bobot konstan didapatkan pada penimbangan ketiga yakni sebesar 1,9660 gram.
Gambar 12. Proses penimbangan kedua bobot 1,9668 gram
Apabila diselisih dengan berat kertas saring, maka endapan murni yang didapatkan sebesar 0,087 gram.
7. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan berat endapan murni yang konstan adalah 0,087 gram. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa di dalam sampel batu kapur mengandung kalsium yang telah ditentukan melalui analisis metode gravimetri secara pengendapan sebesar 17,4 %.
Daftar Pustaka
Annita, Siska Apriyo. (2012). Analisis Gravimetri. [Online] Available : http://siskaapriyoannita.wordpress.com/2012/06/16/analisis-gravimetri/ (November 10, 2013)
Christian. (2012). Analisis Gravimetri. [Online] Available: http://christianthp2010.wordpress.com/2012/04/25/analisis-gravimetri/ (November 10, 2013)
Day, J.D. Underwood. (1988). Analisis kimia kualitatif (edisi keempat). Jakarta : Erlangga
Krull, Ulrich J. & Michael Thompson. (2000). Analytical Chemistry. Toronto: Universitas Toronto
Lukum, A. (2005). Bahan ajar dasar-dasar kimia analitik. Gorontalo : UNG
Sartini. (2013). Gravimetri. [Online] Available: http://sartinichemistry.blogspot.com/2013/05/analisis-gravimetri_14.html (November 10, 2013)
Syabatini, Annisa. (2009). Gravimetri. [Online] Available: http://annisanfushie.wordpress.com/2009/01/04/gravimetri/ (November 10, 2013)
Teaching, T. (2010). Modul praktikum dasar-dasar kimia analitik. Gorontalo: FMIPA UNG
Vhy, Devhy. (2013). Gravimetri. [Online] Available: http://www.slideshare.net/devhyvhy/gravimetri-20242786 (November 10, 2013)
Vogel, & G. Svehla. (1985). Buku teks analisis anorganik kualitatif makro dan semimikro (terjemahan setiono). Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka







[1] Christian, Analisis Gravimetri, http://christianthp2010.wordpress.com/2012/04/25/analisis-gravimetri/, diakses 10 November 2013 pukul 08.15 WITA
[2] Team Teaching, Modul praktikum dasar-dasar kimia anallitik (Gorontalo: FMIPA UNG, 2010), hal. 19
[3] Astin P. Lukum, Bahan ajar dasar-dasar kimia analitik (Gorontalo : UNG, 2005), hal. 73-74
[4] Annisa Syabatini, Gravimetri, http://annisanfushie.wordpress.com/2009/01/04/gravimetri/, diakses 10 November 2013 pukul 08.20 WITA
[5] Siska Apriyo Annita, Analisis Gravimetrihttp://siskaapriyoannita.wordpress.com/2012/06/16/analisis-gravimetri/, diakses 10 November 2013 pukul 08.20 WITA
[6] Ulrich J. Krull, Michael Thompson, Analytical Chemistry (Toronto : Universitas Toronto, Tahun tidak diketahui), hal.545
[7] Underwood, Analisa kimia kuantitatif (Jakarta : Erlangga, 1988), hal.74
[8] Astin P. Lukum, Bahan ajar dasar-dasar kimia analitik (Gorontalo : UNG, 2005), hal. 76
[9]  Devhy vhy, Gravimetrihttp://www.slideshare.net/devhyvhy/gravimetri-20242786, diakses 10 November 2013 pukul 08.21 WITA
[10] Astin P. Lukum, Bahan ajar dasar-dasar kimia analitik (Gorontalo : UNG, 2005), hal. 76
[11] Sartini, Analisis Gravimetrihttp://sartinichemistry.blogspot.com/2013/05/analisis-gravimetri_14.html, diakses 10 November 2013 pukul 08.19 WITA